lagi dan lagi

dari sindiran, dari ucapan langsung, atopun bisik2 selalu hal yang itu2 juga. Udah pernah q ucapkan langsung saat di tanyain, ini bukan tentang materi, bukan tentang penampilan fisik, bukan soal pilih2. Tapi ini masalah hati yang tak bisa berkompromi dan juga takdir ilahi yang belum bicara.

Luka itu berdarah lagi

Tlah aq rajut mimpi, aq rangkai harapan, aq pintal dgn cinta. Kini smua trbang melayang tak tentu arah. Luka lama belumlah kering kau tambahkan pula dgn luka baru. Tak jadi masalah apapun “statusmu” jika dari awal kau katakan. Aq kecewa karna dusta yang kau tebarkan dalam jalinan ini. Bukan hanya status tapi smua ucapanmu ternyata palsu. Kamu sama jahatnya dgn lelaki masa laluku. Luka yang aq rasa ini teramat sakit, kekecewaan aq tak kan mampu terbayarkan mski dgn sjuta kata maaf. Andai dari awal kau jujur aq ga akan sebegini marah dan sakit hati. Mentah2 kau permainkan perasaan aq. Aq kecewa.

Inikah akhirnya?

Smua ucap smua kata akankah bermuara pada satu asa indah. Inikah jawaban smua doa? Merdu nyanyia cinta berkumandang, rindu mengalun melodi asmara, dawai hasrat membuncah, memecah rasa mengharu biru suasana. Tak sabar aq menjemput impian nyata, tak mampu aq jalani hari tanpa kbr berita. Tuhan jangan perlama penantian, sgera gegap gempitakan aq dalam asa indah mahligai penyatuan hati dan jiwa.